1.JATUH DALAM RASA BERSALAH
Rasa bersalah terjadi kalau ada kesadaran bahwa kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang seharusnya kita lakukan, entah itu kekeliruan atau kesalahan. Kepada jemaat di Roma Paulus berkata “Bukan apa yang kukehendaki yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” (Rm 7:19). Rasa bersalah muncul kalau kita melanggar peraturan, telah melukai hati atau merugikan orang lain, membuat orang lain kecewa, tidak menepati janji, mengkhianati pasangan, berbohong, mencuri, melakukan hal-hal yang tak senonoh, berbuat dosa, salah bicara atau berbicara kasar, membuat keputusan atau kebijakan yang keliru, bersikap dan bertindak tak benar, terlanjur menolak orang lain, salah pengertian, tak memenuhi harapan, lari dari tanggungjawab, tak mampu menunaikan tugas, mementingkan kesenangan diri sehingga lupa akan tugas dan tanggungjawab, tak datang acara, tak selesaikan pekerjaan, gagal ujian atas studi karena kesalahan sendiri, merusak barang orang, berdiam diri padahal harus melakukan sesuatu, jatuh dalam obat terlarang atau minuman keras, tidak melakukan perintah atasan atau orang tua, dll. Kesemuanya itu membuat orang lain dirugikan, disakiti, orang lain marah, bahkan menghukum atau malah membalas perbuatan kita. Di lain pihak kita merasa bersalah karena hal tak benar yang kita lakukan itu merugikan orang lain dan kita sendiri.
2.SIKAP TERHADAP RASA BERSALAH
Jika kita merasa bersalah, itu tak boleh didiamkan atau disimpan dalam hati. Hal itu harus ditangani dengan bijaksana, Jika itu tak secepatnya ditanggapi, rasa bersalah itu akan mengganggu kita dan orang lain untuk jangka waktu yang lama tergantung tingkat kesalahan dan kerugian yang kita lakukan pada diri kita dan pada orang lain. Malahan hal itu dapat menyebabkan hal-hal lebih buruk lagi, misalnya nama baik kita semakin dirusak entah oleh hal keliru yang kita lakukan atau oleh orang lain yang merasa dirugikan karenanya. Atau, orang lain bisa menyepak kita dari pekerjaan kita, atau tak mempercayai kita lagi, tak mau mempergunakan kita lagi, atau malah membuang kita. Dan kita kehilangan peluang untuk berkembang. Kita sendiri hanya akan mengalami kemunduran. Lebih parah lagi, kalau orang lain menjadi marah atau ingin balas dendam atas perbuatan kita. Oleh karena itu rasa bersalah harus segera diatasi sesuai dengan tingkatannya. Artinya rasa bersalah itu diselesaikan menurut besar kecilnya kekeliruan atau kesalahan yang kita lakukan itu dan akibat yang ditimbulkannya.
3.BAGAIMANA MENGATASINYA?
a.Sadarlah bahwa kitalah yang bersalah, dan jangan mengkambing hitamkan orang lain atau melempar kesalahan pada orang lain. Hadapilah itu sebagai insane dewasa yang bertanggungjawab.
b.Kita bisa mengatasinya walaupun tidak bisa menghapus bekas yang tertinggal karena kesalahan dan kekeliruan itu. Namun masih lebih baik jika kita menghadapinya dengan dewasa dan menyelesaikan masalah setuntas mungkin, daripada membiarkan hal itu berlarut-larut dan menimbulkan kerugian lebih besar.
c.Tanganilah rasa bersalah itu sesuai kasus. Kalau kita melakukan kesalahan yang merugikan serta membuat orang lain sakit hati, datanglah minta maaf atas kesalahan itu. Berjumpa langsung adalah sarana yang paling ampuh. Jika tidak memungkinkan mintalah maaf lewat sarana komunikasi seperti telepon, ama, fax, email, surat, dll.
d.Minta maaf tidaklah cukup. Anda harus membuat pemulihan lewat perbuatan nyata. Carilah untuk melakukan pemulihan. Jika orang lain dirugikan, gantilah kerugian itu sebisa mungkin, dan jangan cuci tangan dengan hanya minta maaf dan angkat kaki. Itu tidak dewasa dan tak menyelesaikan masalah dengan tuntas. Orang bisa saja memaafkan tetapi hatinya tetap marah karena Anda tak mengganti kerugian. Jika melanggar peraturan, buatlah pemulihan dengan semakin setia lagi. Jika datang terlambat, mulai sekarang datang jauh lebih cepat dari sebelumnya. Jika jatuh dalam obat terlarang, tinggalan itu segera. Jika kita melakukan kesalahan dalam pelbagai bidang, janganlah melakukannya lagi, dan tata lagi kehidupan baru. Jika sudah tak setia dan mengkhianati sesama, datang lagi berdamai dan menjadi setia. Jika telah merusak nama baik orang lain, carilahcara untuk memulihkannya. Jika gagal karena malas belajar atau bekerja, mulailah hidup rajin. Demikian seterusnya sesuai kasus.
e.Dengan menghadapi semuanya itu, kita tentu akan disembukahan dari rasa bersalah. Berdoalah selalu mohon kekuatan dari Tuhan untuk menyembuhkan kita dari rasa bersalah. Hindarilah diri dari perbuatan, sikap dan perkataan yang bisa saja menyebabkan kita melakukan kesalahan!
Self-management-3
PERCIKAN HATI, Vol 5, No 11,
Juli 2007 hlm 4-5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar