Kontributor

Total Tayangan Halaman

Jumat, 06 Mei 2011

Berbijak Sejenak.....(part1)

Pertengkaran Pasutri
Sepasang suami istri bertengkar begitu serunya sehingga anak-anaknya ketakutan. Tiba-tiba anak gadisnya yang berumur 12 tahun bergegas keluar rumah, menuju telepon umum dan menelepon ke rumahnya.
Ayahnya mengangkat telepon tersebut dan terkejut mendengar suara gadis kecil yang menyapa, “ Selamat pagi, Pak. Saya adalah seorang penyiar yang sedang mengadakan survei mengenai kasih sayang dalam keluarga. Apakah Bapak mencintai istri Bapak?”
Ayahnya tampak gugup dan mengatakan, “Tentu saja.”
Lalu, ia memanggil istrinya, “Helga kemarilah.” Gadis itu pun bertanya, “Maaf, menggangu sebentar, Bu. Saya sedang mengadakan survei mengenai keluarga. Bolehkah saya tahu apakah Ibu mencintai suami Ibu?” “Ya, tentu saja.”
Sementara ia menjawab, ia sempat mengenali suara anaknya. Lalu gadis itu berkata, “Terima kasih.”
Setelah itu, sang ayah mengeluarkan saputangan, mengeringkan keningnya dan berkata kepada istrinya,”Helga, sebenarnya yang kita perlukan adalah secangkir kopi.”

..........................................^^^........................................

Menderita Demi Orang Lain
Beberapa abad yang lalu, hiduplah seorang filsuf. Namanya Moses Mendelssohn. Ia sangat pintar dan penuh belas kasih. Tidak ada kekurangan padanya, kecuali cacat pada punggungnya. Ia jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Gretchen, anak perempuan seorang direktur bank yang kaya raya.
Mendelssohn bertanya pada ayah gadis itu, apakah ia bisa menemuinya untuk mengucapkan selamat tinggal. Sang ayah menyetujuinya. Akhirnya, Mendelssohn naik ke tingkat atas tempat gadis itu berada. Namun, gadis itu tetap saja sibuk dengan pekerjaan tangannya. Percakapan pun berjalan seadanya, hingga akhirnya mereka berdua membicarakan pernikahan. Gadis itu bertanya kepada Mendelssohn, “Apakah kamu percaya bahwa pernikahan-pernikahan ditentukan di surga?” Ia mengatakan, “Tentu saja saya percaya.” Lalu sambung sang filsuf itu, “Aku ingin menyampaikan sesuatu tentang diriku.”
“seperti engkau ketahui ketika seorang anak laki-laki lahir, para malaikat mengumumkannya agar semua orang mendengar dan mengetahuinya. Pada saat itu juga ditentukan siapa gadis yang akan menjadi istrinya. Sejak semula, istri laki-laki itu sudah ditentukan, dan ia tidak bisa digantikan. Ketika aku lahir, para malaikat membuat pengumuman. Namun, saat akan mengumumkan siapa istri saya, mereka terdiam. Mereka hanya berkata,’Astaga, istri Mendelssohn akan memiliki cacat di punggungnya.” Lalu saya berteriak kuat-kuat di pengadilan Surga, ‘Jangan Tuhan! Sebab seorang gadis yang cacat akan merasa tersisih dan menjadi bahan ejekan orang seumur hidup. Tolong, Tuhan, berikan cacat itu pada saya dan biarlah gadis itu Engkau bentuk secara sempurna.’ Dan kamu tahu Gretchen? Allah mendengarkan doaku, dan saya sangat gembira. Sayalah anak laki-laki itu dan kamulah gadis itu.”
Gretchen melihat Mendelssohn dengan tatapan yang berbeda dan ia pun menjadi istri yang setia.
(@Spica : permenungan yang baik...dan mungkin bisa menjadi bahan untuk melamar gadis impian Anda)
.........................................^^^.......................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar