Kontributor

Total Tayangan Halaman

Rabu, 20 April 2011

SIFAT YANG MUNGKIN KITA MILIKI?????

STORY 1

Seorang kaya raya terbaring tak berdaya di ambang ajal. Seluruh hidupnya diabdikannya demi uang semata. Sementara hidupnya akan segera berakhir, ia masih beranggapan bahwa dalam kehidupan sesudah mati, uang juga akan menjadi segalanya. Maka ia memberikan perintah agar sebuah pundi-pundi penuh berisi uang emas ditempatkan dalam peti meti di sisi tubuhnya dibaringkan. Permintaan terakhirnya dilaksanakan.

Dalam kehidupan selanjutnya, dibutuhkan waktu yang lama bagi para petugas pencatat untuk menemukan nama si orang kaya dalam buku-buku catatan perbuatan baik. Sesungguhnya, amat lama ia harus menanti hingga ia merasa lapar dan haus karena terlalu lama menunggu, Ia melihat berkeliling dan terlihatlah olehnya sebuah restoran yang menarik tak jauh dari sana. “Aha,” katanya kepada dirinya sendiri, “persis seperti yang aku bayangkan. Untunglah aku membawa bekal uang bersamaku.”

Air liurnya sudah hampir menetes ketika ia tiba di restoran. Tetapi, sebelum ia duduk makan, diberitahukan kepadanya bahwa uang yang ia bawa tak ada nilainya di sini. Sesungguhnya, satu-satunya uang yang ada nilainya di sini sekarang ini adalah uang yang telah ia amalkan semasa di dunia.

Orang kaya itu akhirnya tertunduk lesu, sebab ia tak dapat ingat telah mengamalkan uangnya… jadi, sekarang ia tak memilikinya sama sekali.
Seperti prasasti yang tertulis di batu nisan seorang Inggris:
“What I spent I had. What I kept I lost. What I gave I have.”

STORY 2

Di Afrika terdapat suatu cara istimewa untuk menangkap monyet. Binatang mamalia kecil yang berhati-hati ini amat suka makan nasi. Untuk menangkap mereka, para petani setempat biasa menempatkan nasi ke dalam tempurung kelapa, di mana mereka membuat sebuah lubang yang hanya cukup lebar untuk dapat dilalui tangan seekor monyet.   

Setengah lusin perangkap semacam ini dibiarkan tergeletak di lapangan di tengah-tengah dusun. Tiap-tiap perangkap dihubungkan dengan sebuah tali ke sebuah rumah dekat sana.

Muncullah sekawanan monyet, sebab tercium oleh mereka bau nasi yang harum. Segera saja, masing-masing monyet memasukkan tangannya ke dalam tempurung kelapa untuk mendapatkan segenggam nasi. Tetapi, dengan tangannya penuh berisi nasi, monyet tak dapat mengeluarkan tangannya.

Saat itulah para pemburu datang dan dengan mudah menangkap korban mereka. Sesungguhnya, monyet hanya perlu melepaskan nasi dalam genggamannya agar dapat meloloskan diri dari perangkap yang telah dipasang baginya. Tetapi, monyet terlalu amat suka dengan nasi dan tak mau melepaskannya - meski dengan resiko nyawanya sendiri.

Betapa hal yang sama berlaku juga bagi kita manusia: tangan yang menggenggam erat tak dapat menerima - bahkan kebebasan.

-@Sumber Internet-

2 komentar:

  1. wah,keren juga ilistrasinya...salut dah..
    berarti manusia banyak yang seperti monyet.hehehe..
    mampir juga ya..
    http://reuptiantrides.blogspot.com

    BalasHapus